SEMUA PENCAPAIAN YANG TERHEBAT MEMBUTUHKAN WAKTU "Maya Angelou"

Practice makes perfect.... :)

Pengalaman adalah guru yang terbaik.. :)

Monday, October 14, 2013

TIPS DUNIA KERJA :Kiat Mendapatkan Pekerjaan untuk "Fresh Graduate"



Bagi Anda yang baru saja lulus kuliah / fresh graduate, mungkin banyak dari Anda yang merasa minder ketika melamar pekerjaan. Perasaan minder bisa saja disebabkan karena belum punya pengalaman kerja sebelumnya. Memang pada prakteknya pengalaman kerja seringkali dijadikan alasan bagi perusahaan untuk menerima atau menolak seorang kandidat. Kalau begini, lalu bagaimana dengan nasip para fresh graduate? Yang notabene-nya tidak mempunyai pengalama kerja.
Dari gambaran diatas janganlah Anda merasa perputus asa. Simak kiat untuk para fresh graduate agar mendapatkan pekerjaan lebih mudah.

1. Online Rekrutment
Ada beberapa online rekrutmen yang ada di Indoneisa. Contonhya saja jobsDB.com. Buat akun di jobsDB.com, isi dengan informasi yang relevan. Setelah membuat akun di jobsDB.com Anda akan mendapatkan informasi lowongan kerja yang sesuai dengan minat Anda.
2. Experience
Buat daftar kelebihan dan kemampuan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter.
3. Networking
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan contohnya dengan membangun jejaringnetworking dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relavan.
4. Media sosial
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari media sosial asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat dan benar.

Sunday, October 13, 2013

TIPS DUNIA KERJA :Menghadapi Rekan Kerja Yang Menyebalkan





Lingkungan kerja seringkali bisa diibaratkan sebagai sebuah tempat pertemuan orang-orang dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda. Setiap karyawan diharuskan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka dan bisa bekerja sama dengan rekan kerja lain. Terlebih lagi bila berada dalam satu tim. Kerjasama adalah hal yang paling dibutuhkan.
Dalam menjalin kerjasama dengan anggota tim lainnya, terkadang ada satu orang yang sering jadi sumber masalah bagi Anda atau anggota tim lainnya. Karyawan yang satu ini sering berkata dan bersikap kasar, pemarah dan senang berteriak. Hal ini tentu saja menyulitkan karyawan lain yang sering bersinggungan dengannya terutama soal pekerjaan. Bagaimana tidak, belum apa-apa mulutnya sudah berkomentar pedas dan menyinggung perasaan. Bila Anda memiliki rekan kerja seperti ini, apa yang harus Anda lakukan?
  1. Ingatlah bahwa seringkali hal yang mendasari perilaku karyawan yang hostile justru bukan disebabkan oleh Anda. Beban yang ditimbulkan oleh masalah luar kantor seperti masalah pribadi atau keluarga secara tak sadar terbawa ke dalam suasana kerja. Jadi, jika Anda merasa sudah melakukan hal terbaik untuk menghadapi orang tersebut dan selalu mengerjakan bagian pekerjaan Anda dengan baik sementara hostility masih saja terpancar dari tindak tanduknya, maka ingatlah bahwa kemungkinan besar orang tersebut memiliki masalah lain, bukan dengan Anda. Do not take it personally.

  1. Sebelum menghadapi karyawan ini, siapkan diri Anda dengan argumen yang jelas. Buat skenario di kepala Anda untuk menghadapi segala alasan yang mungkin akan disampaikan. Ingatlah untuk tidak menunjukkan arogansi atau bahkan rasa takut, namun sampaikan setiap argumentasi Anda dengan percaya diri.

  1. Terbuka dengan diskusi. Walaupun rekan kerja tersebut menunjukkan sikap defensif atau tidak menyenangkan, namun jangan sia-siakan kesempatan jika ia ingin berdiskusi dengan Anda. Atau ajak dia untuk berdiskusi tentang penyelesaian yang memberikan solusi bagi kedua belah pihak. Namun jangan lupa untuk tetap berpegang pada prinsip yang Anda pegang.

  1. Jangan menuang bensin ke kobaran api. Jangan menyulut emosi karyawan tersebut dengan membalas tindakan atau perkataan kasarnya dengan hal yang sama. Selain justru membuat munculnya konflik, hal tersebut malah akan membuat karyawan ini merasa lebih powerful dari Anda karena bisa membuat Anda marah.

  1. Balas dengan ‘kebaikan’. Jawab perkataan kasarnya dengan ramah, senyum walaupun karyawan ini ‘melengos’. Tidak ada perlawanan dari Anda atau tanggapan yang datar dan super ramah saja justru membuat karyawan tersebut merasa bosan hingga pada akhirnya menyerah untuk kemudian melakukan hal yang Anda inginkan. Mungkin terasa berat pada awalnya karena Anda tentunya didorong keinginan untuk ‘menjudesi’ orang tersebut, namun percayalah perlakuan baik dan manis dari Anda akan menghentikan bullying dia.

  1. Tawarkan dan beri bantuan. Bisa saja hardikan dan sikapnya yang tidak bersahabat selama ini dikarenakan pekerjaannya yang over load dan tidak bisa dibagi dengan orang lain. Jika Anda merasa kompeten dan punya waktu untuk membantunya, tawarkan uluran tangan Anda. Ini adalah cara mujarab untuk membuatnya merasa dekat dengan Anda.

  1. Minta bantuan pihak ketiga. Sebaik apapun Anda, dan sekeras apapun usaha yang telah Anda lakukan, terkadang masih belum cukup untuk menghentikan bullying dari karyawan menyebalkan tersebut. Mintalah bantuan pihak ketiga untuk mengatasi hal ini atau mendiskusikan hal lain yang sebaiknya Anda lakukan. Orang yang paling cocok sebenarnya adalah manager Anda. Dia memiliki tanggung jawab untuk meminimalisir bahkan menghilangkan segala bentuk interupsi yang mengganggu kinerja Anda.

Jika semua hal tersebut Anda lakukan dengan maksimal, namun hasilnya masih jauh dari harapan, bahkan mengganggu kinerja dan produktifitas kerja Anda, maka yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mulai merencanakan untuk pindah kerja. Bekerja dengan orang yang tidak bisa bekerja sama hanya akan membuat lingkungan kerja terasa tidak nyaman. Kalau sudah begitu, produktifitas dan prestasi kerjalah yang jadi taruhannya

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENULIS CV LAMARAN PEKERJAAN



Perhatikan Beberapa Hal Ini Saat Menulis Curriculum Vitae

Banyak job seeker yang mengalami kegagalan dalam melamar kerja, bukan karena mereka tidak memiliki potensi, bukan karena mereka tidak punya skill yang bagus, tapi lebih kepada hal yang sederhana : Penulisan Curriculum Vitae yang Salah.

Curriculum Vitae (CV) adalah sebuah dokumen sederhana yang bisa berdampak besar. Ya, karena dari sinilah karir dan masa depan Anda akan bermula. Oleh karena itu, meskipun file ini terkesan sederhana, bukan berarti Anda bisa membuatnya dengan sembarangan.

Lalu hal apa saja yang harus diperhatikan saat menulis CV? Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda Hindari saat menulis CV.

1.Gunakan jenis huruf yang mudah dibaca
Jika Anda terbiasa menggunakan komputer untuk membuat CV atau surat lamaran kerja, maka gunakanlah tulisan yang wajar. Jangan menggunakan tulisan "Gede-kecil" yang dikombinasikan dengan tanda baca salah posisi seperti yang dilakukan anak-anak muda jaman sekarang. Contoh : NaMa SayA Ar!f SaYa Lu2san S! AkuntnG. SaYa aDalah P3k3rja Kera$. Walaupun Anda anak paling gaul di negara ini, seharusnya Anda bisa membedakan antara menulis SMS atau BBM ke teman dengan membuat CV yang akan dikirimkan ke perusahaan.

2.Gunakan pas foto tampak depan
Memakai foto dengan angle dari atas sambil menggigit jari seperti Profile Picture Facebook Anda mungkin terlihat keren bagi sebagian orang (mungkin loh yah). Tapi tidak dengan HRD yang akan membaca CV Anda. Jika Anda tetap memasang foto seperti itu, yakinlah HRD akan mengira Anda sedang casting jadi foto model bukan ingin melamar kerja. Foto pun tidak boleh beramai-ramai karena nanti HRD akan bingung yang manakah Anda sebenarnya.

3.Gunakan kalimat yang efektif, jangan curhat
HRD yang Anda tuju tentunya bukan seseorang seperti mamah Dedeh yang setia mendengar curhat Anda setiap saat. Jadi, gunakanlah kalimat yang informatif dan seperlunya. HRD hanya butuh informasi tentang siapa Anda, dan pengalaman serta kemampuan Anda. Mereka tidak peduli dengan kisah sendu saat Anda di SMA dulu.

Itulah beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menulis CV. Selain CV yang bagus, tentunya ada beberapa faktor lainnya yang membuat Anda diterima kerja di suatu perusahaan. Semoga Bermanfaat.

Saturday, October 12, 2013

TIPS DALAM DUNIA KERJA :Menghadapi Rekan Kerja Yang Menyebalkan





Lingkungan kerja seringkali bisa diibaratkan sebagai sebuah tempat pertemuan orang-orang dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda. Setiap karyawan diharuskan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka dan bisa bekerja sama dengan rekan kerja lain. Terlebih lagi bila berada dalam satu tim. Kerjasama adalah hal yang paling dibutuhkan.
Dalam menjalin kerjasama dengan anggota tim lainnya, terkadang ada satu orang yang sering jadi sumber masalah bagi Anda atau anggota tim lainnya. Karyawan yang satu ini sering berkata dan bersikap kasar, pemarah dan senang berteriak. Hal ini tentu saja menyulitkan karyawan lain yang sering bersinggungan dengannya terutama soal pekerjaan. Bagaimana tidak, belum apa-apa mulutnya sudah berkomentar pedas dan menyinggung perasaan. Bila Anda memiliki rekan kerja seperti ini, apa yang harus Anda lakukan?
  1. Ingatlah bahwa seringkali hal yang mendasari perilaku karyawan yang hostile justru bukan disebabkan oleh Anda. Beban yang ditimbulkan oleh masalah luar kantor seperti masalah pribadi atau keluarga secara tak sadar terbawa ke dalam suasana kerja. Jadi, jika Anda merasa sudah melakukan hal terbaik untuk menghadapi orang tersebut dan selalu mengerjakan bagian pekerjaan Anda dengan baik sementara hostility masih saja terpancar dari tindak tanduknya, maka ingatlah bahwa kemungkinan besar orang tersebut memiliki masalah lain, bukan dengan Anda. Do not take it personally.

  1. Sebelum menghadapi karyawan ini, siapkan diri Anda dengan argumen yang jelas. Buat skenario di kepala Anda untuk menghadapi segala alasan yang mungkin akan disampaikan. Ingatlah untuk tidak menunjukkan arogansi atau bahkan rasa takut, namun sampaikan setiap argumentasi Anda dengan percaya diri.

  1. Terbuka dengan diskusi. Walaupun rekan kerja tersebut menunjukkan sikap defensif atau tidak menyenangkan, namun jangan sia-siakan kesempatan jika ia ingin berdiskusi dengan Anda. Atau ajak dia untuk berdiskusi tentang penyelesaian yang memberikan solusi bagi kedua belah pihak. Namun jangan lupa untuk tetap berpegang pada prinsip yang Anda pegang.

  1. Jangan menuang bensin ke kobaran api. Jangan menyulut emosi karyawan tersebut dengan membalas tindakan atau perkataan kasarnya dengan hal yang sama. Selain justru membuat munculnya konflik, hal tersebut malah akan membuat karyawan ini merasa lebih powerful dari Anda karena bisa membuat Anda marah.

  1. Balas dengan ‘kebaikan’. Jawab perkataan kasarnya dengan ramah, senyum walaupun karyawan ini ‘melengos’. Tidak ada perlawanan dari Anda atau tanggapan yang datar dan super ramah saja justru membuat karyawan tersebut merasa bosan hingga pada akhirnya menyerah untuk kemudian melakukan hal yang Anda inginkan. Mungkin terasa berat pada awalnya karena Anda tentunya didorong keinginan untuk ‘menjudesi’ orang tersebut, namun percayalah perlakuan baik dan manis dari Anda akan menghentikan bullying dia.

  1. Tawarkan dan beri bantuan. Bisa saja hardikan dan sikapnya yang tidak bersahabat selama ini dikarenakan pekerjaannya yang over load dan tidak bisa dibagi dengan orang lain. Jika Anda merasa kompeten dan punya waktu untuk membantunya, tawarkan uluran tangan Anda. Ini adalah cara mujarab untuk membuatnya merasa dekat dengan Anda.

  1. Minta bantuan pihak ketiga. Sebaik apapun Anda, dan sekeras apapun usaha yang telah Anda lakukan, terkadang masih belum cukup untuk menghentikan bullying dari karyawan menyebalkan tersebut. Mintalah bantuan pihak ketiga untuk mengatasi hal ini atau mendiskusikan hal lain yang sebaiknya Anda lakukan. Orang yang paling cocok sebenarnya adalah manager Anda. Dia memiliki tanggung jawab untuk meminimalisir bahkan menghilangkan segala bentuk interupsi yang mengganggu kinerja Anda.

Jika semua hal tersebut Anda lakukan dengan maksimal, namun hasilnya masih jauh dari harapan, bahkan mengganggu kinerja dan produktifitas kerja Anda, maka yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mulai merencanakan untuk pindah kerja. Bekerja dengan orang yang tidak bisa bekerja sama hanya akan membuat lingkungan kerja terasa tidak nyaman. Kalau sudah begitu, produktifitas dan prestasi kerjalah yang jadi taruhannya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More